Mengisap e-cigarette bisa menyebabkan kanker?

Selama ini merokok tembakau diklaim sebagai salah satu penyebab kanker paru-paru yang mematikan. Namun sebuah penelitian terbaru dari National Consumers' Institute mengungkap kalau e-cigarette atau rokok elektrik juga mengandung senyawa berbahaya yang meningkatkan risiko penyakit paru-paru menyebabkan kanker.

Mengisap e-cigarette bisa menyebabkan kanker?


Penelitian tersebut tepatnya diliput oleh majalah 60 Millions Consommateurs di Prancis. Pemerintah Prancis sendiri memang berniat untuk melarang penggunaan e-cigarette di tempat umum mulai tahun ini.

Editor dari majalah itu, Thomas Laurenceau, menulis, "Kami mendeteksi jumlah molekul karsinogen - penyebab kanker - pada asap pembakaran e-cigarette yang selama ini tidak terdeteksi."

Sebagaimana dilansir dari Daily Mail, e-cigarette merupakan produk yang pertama kali ditemukan China pada tahun 2003 lalu. E-cigarette pun akhirnya dijadikan alternatif bagi banyak orang untuk mengisap rokok selain tembakau.

Beberapa orang percaya kalau mengisap e-cigarette mampu mengatasi kecanduan terhadap rokok tembakau. Namun penelitian justru menyatakan hal yang sebaliknya.

Sumber: Merdeka.com

Cegah kanker dengan kebersihan gigi dan mulut

Cegah kanker dengan kebersihan gigi dan mulut


Cegah kanker dengan kebersihan gigi dan mulut - Menjaga kebersihan gigi dan mulut ternyata bukan hanya penting untuk mencegah gigi berlubang, tapi juga bisa mencegah penyakit kanker.

Human papilloma virus (HPV) merupakan penyebab kanker leher rahim dan juga kanker oropharyngeal (kepala dan leher). Risiko kanker kepala dan leher ini bisa diturunkan dengan lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulut.

"Cukup banyak kanker oropharyngeal yang disebabkan oleh HPV sehingga kami mencoba mengungkap kaitan yang hilang antara kurang dijaganya kebersihan gigi dan mulut serta infeksi HPV," kata Christine Markham, peneliti dari University of Texas Prevention Research Center.

Berangkat dari kecurigaan bahwa kondisi gigi dan mulut yang kurang bersih membuat seseorang mudah tertular virus HPV, Markham dan timnya mengumpulkan data infeksi HPV dari 3,439 orang yang mengikuti survei kesehatan nasional AS.

Para partisipan studi diminta menilai kebersihan mulut mereka dalam skala rendah sampai sangat baik. Kemudian mereka ditanya berapa kali memakai obat kumur dalam seminggu terakhir dan apakah mereka menderita penyakit gusi.

Secara umum, orang yang kurang menjaga kebersihan gigi dan mulutnya atau memiliki riwayat penyakit gusi beresiko 50 persen lebih tinggi terinfeksi HPV dibandingkan dengan mereka yang kondisi gigi dan mulutnya bersih.

Kaitan antara kebersihan mulut dan infeksi HPV ternyata konsisten meski faktor risiko lain diperhitungkan, misalnya memiliki beberapa pasangan seks oral.

Kondisi gigi dan mulut yang kurang higienis diduga akan membuat virus HPV lebih mudah masuk ke dalam tubuh.

"Seseorang bisa saja terpapar HPV melalui seks oral, tetapi virus ini tetap butuh pintu untuk masuk dalam tubuh. Jika kondisi mulut seseorang buruk, misalnya punya luka atau peradangan di gusi, ini bisa menjadi pintu masuk bagi virus," katanya.

Karena itu Markham menyimpulkan bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk mencegah infeksi HPV, terutama pada mereka yang kontak dengan virus ini.

Kebersihan gigi dan mulut tidak cukup dijaga hanya dengan menyikat gigi. Jika susunan geligi tidak rata, dianjurkan untuk membersihkan sisa kotoran dengan benang gigi. Periksakan gigi dua kali dalam setahun ke dokter gigi sehingga setiap masalah gigi dapat segera diatasi sedini mungkin.

Sumber: Kompas

10 Jenis Bahaya radikal bebas ancam manusia

10 Jenis Bahaya radikal bebas ancam manusia

10 Jenis Bahaya radikal bebas ancam manusia - Radikal bebas yang mengancam manusia ternyata berada di mana-mana, bisa di luar atau di dalam tubuh. Radikal bebas berkontribusi terhadap berbagai penyakit kronis dan penyakit degeratif seperti serangan jantung, alzeimer, stroke dan kanker.

Radikal bebas adalah molekul dengan elektron tidak berpasangan. Dalam pencarian mereka untuk menemukan elektron lain, mereka sangat reaktif dan menyebabkan kerusakan pada molekul sekitarnya. Namun, radikal bebas juga berguna karena mereka membantu reaksi penting dalam tubuh kita terjadi dan dapat dimanfaatkan untuk memproduksi obat-obatan, plastik yang dirancang khusus dan bahan inovatif lainnya.

Radikal bebas yang ada di tubuh manusia berasal dari 2 sumber yakni endogen (dari dalam tubuh) dan eksogen (dari luar tubuh). Eksogen yang berasal dari luar tubuh seperti polusi udara, radiasi UV, sinar-X, pestisida dan asap roko. Radikal bebas endogen adalah radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh sendiri seperti autoksidasi, oksidasi enzimatik dan respiratory burst.

Radikal bebas merupakan suatu atom molekul atau senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif. Radikal bebas dapat terbentuk dalam tubuh saat bernafas sebagai hasil samping proses oksidasi atau pembakaran, olahraga yang berlebihan, ketika terjadi peradangan, terpapar polusi lingkungan seperti dari asap rokok, kendaraan bermotor, radiasi, dan sebagainya.

Pada saat terjadi infeksi, radikal diperlukan untuk membunuh mikroorganisme penyebab infeksi. Namun, paparan radikal bebas yang berlebihan dan secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan sel, mengurangi kemampuan sel untuk beradaptasi terhadap lingkungannya, dan akhirnya dapat menyebabkan kematian sel. Radikal bebas yang bersifat reaktif dapat menyebabkan kerusakan sel, kematian sel, mengurangi kemampuan adaptasi sel sehingga timbul gangguan atau penyakit.

10 jenis bahaya radikal bebas 


Asap rokok : Oksidan dalam rokok mempunyai jumlah yang cukup untuk memainkan peranan yang besar terjadinya kerusakan saluran napas. Diperkirakan bahwa setiap hisapan rokok mempunyai bahan oksidan dalam jumlah yang sangat besar, meliputi aldehida, epoxida, peroxida, dan radikal bebas lain yang mungkin cukup berumur panjang dan bertahan hingga menyebabkan kerusakan alveoli paru. Bahan lain seperti nitrit oksida, radikal peroksil, dan radikal yang mengandung karbon ada dalam fase gas. Juga mengandung radikal lain yang relatif stabil dalam fase tar.

Polusi udara : Polusi dari kendaraan bermotor, industri, asap rokok, mesin foto copy, pendingin ruangan, dan makanan yang tidak sehat, merupakan sumber radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh manusia. Selain itu, proses alami respirasi dan fungsi metabolisme yang buruk di dalam tubuh, juga menjadi penyebab internal meningkatkan radikal bebas dalam tubuh.

Radiasi UV  : Matahari memancarkan sinar dengan radiasi panjang gelombang dengan rentang yang sangat lebar, tetapi yang masuk ke bumi dan mendapat perhatian khusus adalah sinar ultra violet yang memiliki energi cukup besar yang dapat memicu bahkan menimbulkan radikal bebas dalam tubuh terutama kulit.

Pestisida : Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Hal ini disebabkan pestisida bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf pusat. Disamping itu residu kimia yang beracun tertinggal pada produk pertanian dapat memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.

Obat-obatan : Beberapa macam obat dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam bentuk peningkatan tekanan oksigen. Bahan-bahan tersebut bereaksi bersama hiperoksia dapat mempercepat tingkat kerusakan. Termasuk didalamnya antibiotika kelompok quinoid atau berikatan logam untuk aktivitasnya (nitrofurantoin), obat kanker seperti bleomycin, anthracyclines (adriamycin), dan methotrexate, yang memiliki aktifitas pro-oksidan. Selain itu, radikal juga berasal dari fenilbutason, beberapa asam fenamat dan komponen aminosalisilat dari sulfasalasin dapat menginaktifasi protease, dan penggunaan asam askorbat dalam jumlah banyak mempercepat peroksidasi lemak.

Olahraga berlebihan : Olahraga berlebihan akan membuat tubuh membutuhkan suplai oksigen yang sangat banyak, sehingga peningkatan ini akan memicu timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Jika gaya olahraga semacam ini dilakukan dengan frekuensi yang sering, maka akan terjadi penumpukan radikal bebas dalam tubuh. Peningkatan pembentukan radikal bebas dalam aktivitas olahraga dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu oleh rusaknya jaringan otot akibat dari gerakan-gerakan yang bersifat eksposif. Olah raga dengan intesitas tinggi dan durasi lama ternyata juga terbukti dapat menimbulkankerusakan sel. Konversi radikal bebas lemah (superoxide) menjadi radikal bebas yang lebih merusak (hydroxyl) oleh akumulasi asam laktat otot serta dari peningkatan metabolisme energi yang meningkatan jumlah molekul oksigen (O2) di dalam tubuh. Ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh dengan kapasitas kemampuan antioksidan alami tubuh untuk ‘menjinakannya’ dapat menyebabkan kondisi yang disebut sebagai stres oksidatif (oxidative stress). Stres oksidatif yang dipicu oleh peningkatan jumlah radikal bebas di dalam tubuh akibat dari peningkatan metabolisme energi , kualitas udara yang buruk ataupun sebab lainnya dapat menyebabkan kerusakan pada sel, jaringan dan organ tubuh.

Radiasi : Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Radiasi elektromagnetik (sinar X, sinar gamma) dan radiasi partikel (partikel elektron, photon, neutron, alfa, dan beta) menghasilkan radikal primer dengan cara memindahkan energinya pada komponen seluler seperti air. Radikal primer tersebut dapat mengalami reaksi sekunder bersama oksigen yang terurai atau bersama cairan seluler.

Autoksidasi : Autoksidasi merupakan produk dari proses metabolisme aerobik. Molekul yang mengalami autoksidasi berasal dari katekolamin, hemoglobin, mioglobin, sitokrom C yang tereduksi, dan thiol. Autoksidasi dari molekul diatas menghasilkan reduksi dari oksigen diradikal dan pembentukan kelompok reaktif oksigen. Superoksida merupakan bentukan awal radikal. Ion ferrous (Fe II) juga dapat kehilangan elektronnya melalui oksigen untuk membuat superoksida dan Fe III melalui proses autoksidasi.

Oksidasi enzimatik : Beberapa jenis sistem enzim mampu menghasilkan radikal bebas dalam jumlah yang cukup bermakna, meliputi xanthine oxidase (activated in ischemia-reperfusion), prostaglandin synthase, lipoxygenase, aldehyde oxidase, dan amino acid oxidase. Enzim myeloperoxidase hasil aktivasi netrofil, memanfaatkan hidrogen peroksida untuk oksidasi ion klorida menjadi suatu oksidan yang kuat asam hipoklor.

Respiratory burst  : Sel fagositik menggunakan oksigen dalam jumlah yang besar selama fagositosis. Lebih kurang 70-90 persen penggunaan oksigen tersebut dapat diperhitungkan dalam produksi superoksida. Fagositik sel tersebut memiliki sistem membran bound flavoprotein cytochrome-b-245 NADPH oxidase. Enzim membran sel seperti NADPH-oxidase keluar dalam bentuk inaktif. Paparan terhadap bakteri yang diselimuti imunoglobulin, kompleks imun, komplemen 5a, atau leukotrien dapat mengaktifkan enzim NADPH-oxidase. Aktifasi tersebut mengawali respiratory burst pada membran sel untuk memproduksi superoksida. Kemudian H2O2 dibentuk dari superoksida dengan cara dismutasi bersama generasi berikutnya dari OH dan HOCl oleh bakteri.

Sumber: Kompas

Daun sirsak, obat tradisional diabetes melitus

Daun sirsak, obat tradisional diabetes melitus


Daun sirsak obat tradisional diabetes melitus - Penyakit diabetes melitus atau disebut juga dengan kencing manis merupakan suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan kadar gula dalam darah. Diabetes terjadi akibat adanya gangguan metabolisme pada tubuh. Dalam kondisi normal, tubuh manusia akan mencerna makanan yang masuk dalam tubuh untuk kemudian dijadikan energi, dengan cara memecah karbohidrat dan gula untuk kemudian dijadikan glukosa.

Dengan adanya bantuan insulin, sel-sel diseluruh tubuh kemudian akan menyerap glukosa dan menggunakannya untuk energi. Pada saat tubuh tidak cukup membuat insulin (diabetes tipe 1) atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif / resistensi (diabetes tipe 2), atau bahkan keduanya, itulah yang menjadi cikal bakal terjadinya penyakit diabetes.

Insulin itu sendiri dibentuk dalam prankeas yaitu salah satu organ yang ada dibelakang perut. Prenkeas memiliki kelompok sel beta yang membuat insulin dan kemudian melepaskannya kedalam darah. Apabila sel-sel beta prankeas itu tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak dapat merespon insulin yang ada, maka akan menyebabkan terjadinya penumpukan glukosa dalam darah. Penumpukan glukosa itulah kemudian memicu terjadinya diabetes, karena glukosa yang ada tidak dapat diserap oleh tubuh untuk dijadikan energi.

Baca : Kenalli Penyakit Diabetes Melitus Type 2

Gejala Penyakit Diabetes

Deteksi dan pengobatan diabetes sedini mungkin dapat menurunkan resiko terjadinya komplikasi diabetes yang berujung pada penyakit mematikan lainnya. Berikut simak beberapa gejala khas penderita diabetes :
  • Mudah merasa lelah akibat dari tubuh tidak dapat memproses glukosa menjadi energi.
  • Sering mengalami kesemutan, nyeri, ataupun mati rasa ditangan / kaki. Kondisi ini lebih sering dirasakan oleh penderita diabetes tipe 2.
  • Sering buang air kecil terutama dimalam hari, Hal ini karena ginjal lebih aktif membersihkan glukosa yang berlebih dalam darah.
  • Sangat sering merasa haus yang disebabkan banyaknya cairan dalam tubuh yang dikeluarkan melalui urin.
  • Turunnya berat badan secara drastis, yang disebabkan glukosa yang ada tidak dapat diproduksi untuk dijadikan energi. Sehingga tubuh akan mulai memecah otot dan cadangan lemak untuk menghasilkan energi.
  • Pada kondisi yang lebih parah, pandangan matanya akan mengalami gangguan / pandangan kabur.

Beberapa gejala diatas mungkin terbilang gejala umum penyakit lainnya, untuk itu sangat disarankan untuk terlebih dahulu memeriksakan diri ke dokter dan melakukan cek darah apakah Anda mengalami diabetes atau tidak, dan segera obati sedini mungkin

Daun sirsak, obat tradisional diabetes melitus

Mungkin saat ini kita sering bingung memilih atau memilah obat apa yang cocok dan aman jika dikonsumsi untuk diabetes. Konsultasi ke dokter memang merupakan jalan terbaik. Namun, ada satu jenis tanaman biasa yang bisa dijadikan obat tradisional diabetes melitus jika dikonsumsi penderita diabetes karena dipercaya dapat membantu menurunkan kadar insulin yang tinggi dalan tubuh. Ya, daun sirsak (nangka belanda).

Beberapa penelitian secara medis menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak dapat meningkatkan fungsi dari sel beta pankreas yang menghasilkan fungsi insulin. Walau memang belum teruji secara klinis daun sirsak sebagai obat tradisional diabetes melitus dan hingga kini uji coba masih terus dilakukan, setidaknya ini sudah menjadi kabar baik bagi penderita diabetes di seluruh dunia.

Dan dari segi kandungan gizi, sirsak memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi tubuh, diantaranya adalah berbagai senyawa lemak, fruktosa, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, dan Vitamin B, kemudian senyawa golongan tanin, fitosterol, dan alkaloida, serta acetogenin, dan beberapa manfaat lain.

Untuk membuat ramuan obat tradisional diabetes melitus dari daun sirsak cukup mudah. Berikut adalah cara untuk membuat ramuan obat herbal diabetes melitus dari daun sirsak, seperti: Ambil 10 sampai 15 lembar daun sirsak dan 3 atau 7 lembar daun sirih merah, cuci bersih. Rebus daun sirsak dan daun sirih merah dengan 2 gelas air, gunakan api kecil. tunggu sampai mendidih hingga menyisakan 1 cangkir air matang, setelah itu didiamkan selama beberapa saat, kemudian saring air rebusan dan minum obat tradisional untuk diabetes melitus ini sebagai obat herbal diabetes melitus. Minum ramuan obat tradisonal diabetes melitus ini pagi dan sore hari.

Jika Suhu Tubuh Turun Naik

Jika Suhu Tubuh Turun Naik

Jika Suhu Tubuh Turun Naik - Temperatur tubuh seseorang memang bisa berubah-ubah. Penelitian menunjukkan pukul 3-5 pagi serta jam 1-4 sore, tubuh akan memiliki suhu lebih rendah sehingga orang merasa dingin meskipun suhu disekitarnya sama.

Kenapa suhu tubuhnya bisa berubah secara fluktuatif dan apa penyebabnya?

Tubuh manusia akan mengatur sendiri suhu tubuhnya sesuai dengan keadaan dan musim di sekitarnya. Selain itu tubuh juga bereaksi terhadap suhu berbeda dengan cara yang berbeda pula.

Fluktuasi suhu bisa dianggap sebagai bagian dari mekanisme pertahanan tubuh, menggigil dan berkeringat adalah gejala yang umum dari fluktuatifnya suhu tubuh.

Seperi dikutip dari WedMD, Senin (28/6/2010) rata-rata suhu normal orang antara 36-37,8 derajat celsius. Tapi sebenarnya suhu tubuh mengalami perubahan sekitar 0,6 derajat celsius setiap harinya, tergantung dari seberapa aktif orang tersebut.

Selain itu suhu tubuh sangat sensitif terhadap kadar hormon. Pada perempuan kemungkinan berfluktuatif saat masa subur atau menstruasi.

Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan suhu tubuh manusia berfluktuatif, yaitu:

1. Pertumbuhan tubuh.
Biasanya suhu tubuh akan meningkat sedikit dalam waktu satu dua hari setelah kelahiran bayi. Kemudian suhu akan menurun sedikit hingga usia tertentu dan bisa meningkat kembali.

2. Perubahan hormon.
Perubahan suhu tubuh ini biasanya dialami saat sedang menopause dan juga kehamilan. Selama kehamilan, kecepatan metabolism meningkat sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh, dan merupakan ha yang sangat umum.

3. Siklus sirkadian.
Fluktuasi suhu terjadi antara periode istirahat dan juga aktivitas tubuh. Penelitian telah menunjukkan pada pukul 3-5 pagi serta jam 1-4 sore, tubuh akan memiliki suhu lebih rendah sehingga orang merasa dingin meskipun suhu disekitarnya sama.

4. Demam.
Saat tubuh demam, fluktuasi suhu tubuh bisa terjadi dan merupakan gejala dari banyak penyakit. Demam sendiri bisa disebabkan oleh banyak hal seperti infeksi, asupan obat-obatan tertentu, cedera, trauma atau kondisi medis lainnya.

5. Faktor lainnya.

Beberapa kondisi tertentu bisa berpengaruh, seperti setelah makan, konsumsi alkohol serta berolahraga.

Suatu hal yang penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap konstan, salah satunya adalah dengan mengukur temperatur secara teratur.

Suhu tubuh yang selalu fluktuatif bisa memiliki konsekuensi yang serius. Karena itu tak ada salahnya untuk selalu mengontrol suhu tubuh.

Sumber: Detik Health